Sabtu, 10 Oktober 2015

CERDIK DAN TULUS

Di suatu sore, nampak Pertapa Muda bermeditasi di bawah pohon di tepi Sungai. Saat berkonsentrasi, tiba2 perhatiannya terpecah kala terdengar gemericik air yg tak beraturan.

Perlahan Ia buka mata & melihat ke sumber suara.Ternyata, ada seekor Kepiting yg berusaha keras utk meraih tepian sungai agar tak hanyut oleh derasnya arus.Melihat itu, sang Pertapa merasa iba, Iapun segera ulurkan tangan ke arah Kepiting.Dengan SIGAP si Kepiting menjepit jari si Pertapa muda.

Meski jarinya terluka, hatinya SENANG karena bisa selamatkan si Kepiting.Kemudian, Dia lanjutkan Pertapaannya. Namun saat Ia mulai bermeditasi, terdengar lagi suara yg sama dari tepi sungai.Ternyata si Kepiting terpeleset kembali, dgn CEPAT si Pertapa kembali ulurkan tangan & biarkan jarinya di capit kembali.Kejadian itu berulang, yg buat tangan si Pertapa Bengkak & membiru.Ternyata ada seorang Kakek yg perhatikan kejadian itu, lalu Beliaupun dekati sang Pertapa.

"Anak muda, Perbuatanmu adalah cerminan HATIMU yg Baik. Tapi, mengapa demi menolong Kau biarkan capit Kepiting itu melukai tanganmu?" Ujar si Kakek. "Kakek, biarlah tanganku terluka asal si Kepiting Selamat, karna hanya dengan mencapitlah caranya utk selamat" Jawab si Pertapa Kemudian sang Kakek memungut sebatang ranting. Ia lantas ulurkan ranting itu ke arah Kepiting yg terlihat kembali melawan arus. Si Kepitingpun menangkap ranting itu dgn capitnya.

"Lihatlah Pemuda, Melatih Sikap Belas Kasih itu memang BAIK, tapi harus BIJAK. Bila tujuan Kita Baik, utk MENOLONG, Kenapa Harus korbankan Diri Sendiri? Banyak Hal lain yg bisa di manfaatkan, bukan?" Imbuh si Kakek Akhirnya si Pemudapun tersadar "Terima kasih Kek atas segala Ilmu yg Berharga ini" Berbuat Baik itu adalah PERBUATAN MULIA. Namun CARANYAPUN harus Baik & BIJAK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar