Aku melihat hidup orang lain
begitu nikmat, Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah.. Aku
melihat hidup teman2ku tak ada duka dan kepedihan, Ternyata ia hanya pandai
menutupi dengan mensyukuri.. Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
Ternyata ia begitu menikmati badai hujan dlm kehidupannya.. Aku melihat hidup
sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia hanya berbahagia menjadi apa adanya.. Aku
melihat hidup tetanggaku beruntung, Ternyata ia selalu tunduk padaAllah untuk
bergantung..
Setiap hari aku belajar memahami
dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui.. Ternyata aku yang kurang
mensyukuri nikmatMu.. Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum
seberuntung yang aku miliki saat ini.... Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa
Allahu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapanNya. Hanya aku lah yang masih saja
mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi... Maka aku merasa tidak perlu iri hati
dengan rezeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku..
Tapi rezekiku tahu dimana diriku.. Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah
Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepadaku... Allah Ta'ala menjamin
rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku.. Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki
dimaknai dari hasil bekerja.. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu
urusan-Nya..
Melalaikan kebenaran demi
menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda.. Manusia
membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal
mati.. Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka,
tapi apa yang telah dinikmatinya.. Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan
kita, Allah menaruh sekehendak-Nya.. Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa,
tapi zamzam justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail a.s. Ikhtiar itu
perbuatan.. Rezeki itu kejutan..
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap
hakekat rezeki akan ditanya kelak.. "Darimana dan digunakan untuk apa"
Karena rezeki hanyalah "hak pakai", bukan "hak milik"... Halalnya
saja dihisab..dan haramnya diadzab..! Maka, aku tidak boleh merasa iri pada
rezeki orang lain.. Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri
pada takdir kematiannya.... Astaghfirullaah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar