Minggu, 01 Februari 2015

UNTUK PARA PEMUDA INDONESIA

Pemuda pemimpin masa depan…Inilah sepenggal kisah dari saya,Saya mengenal dunia usaha sejak remaja.Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982. Waktu itu saya baru kelas 2 SMA. Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya.Kalaupun ada hanya sebatas sebagai cleaning service.Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya.Yang saya sangat tahu waktu itu adalah “School was just not my thing”.

Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, di mana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain.Saya tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.

Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa,begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan.Ini banyak memberikan kepada saya keyakinan & lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.

Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover,cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan.Ketika pada akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang.Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangadaran ke Jakarta untuk diekspor ke luar negeri.Perjalanan yang jauh, berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta.

Para pemimpin masa depan, dalam hidup ini kita juga harus berani mengambil resiko.Ini terjadi ketika saya kembali nekat memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di Meulaboh dan Pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pesisir timur propinsi NAD.Semua orang tergerak untuk membantu, termasuk saya. Tanpaizin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara.Dan sejak hari itu bantuan mengalir ke sana.

Ini bukanlah kisah heroik saya.Namun, ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling” yang luar biasa!) menyusup ke dalam hati kita, ketika kita mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa & memutuskan untuk melakukannya.Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan dan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok Indonesia. Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini.Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak fleksibel, paper work exercise yang berlapis yang mencekik kita, bahkan setelah kita menjadi sebesar sekarang.

Tapi itulah tantangan kita, untuk membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak, untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan untuk lebih banyak anak bangsa.Yang saya lakukan hanyalah sebagian dari tujuan kita untuk menjadi bagian Indonesia. Memudahkan, mendekatkan anak-anak bangsa dengan ibu kota, atau kabupaten dengan propinsi.Mengubah hari perjalanan menjadi hanya satu jam atau dua jam saja. Ikut berpartisipasi menjaga NKRI.


Pesan saya untuk para pemimpin masa depan: mulailah ubah pola pikir kita, untuk selalu mau bekerja keras jangan berleha-leha.Sangatlah tidak pantas di negeri yang kaya raya; kita menjadi miskin.Seperti tikus mati di lumbung padi. Sumber daya apa yang kita tidak punyai di negeri ini? Saya tahu saya orang yang tidak mau diatur, diperintah atau disuruh untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani, tapi itulah yang membuat saya menjadi manusia dengan pikiran merdeka. Pemimpin masa depan, yakinlah keberhasilan kita untuk masa depan bangsa kita hanya kita dapatkan dengan jiwa & pikiran yang merdeka & mandiri*

KISAH TUKANG KAYU

Suatu hari, seorang tukang kayu buta huruf menerima sepucuk surat. Ia bingung dgn surat itu. Ia tidak biasa menerima surat sehingga menjadi cemas.Maka ia tergesa-tega menuju ke penjual daging kenalannya, yang punya watak keras, untuk minta tolong dibacakan surat.“Ini surat dari putramu,” seru si tukang daging.Begini bunyinya, “Ayah, aku sakit dan tidak punya uang sesenpun, tolong kirimkan aku sejumlah uang sesegera mungkin. Putramu”Dipengaruhi oleh nada suara yang keras dan kasar dari si tukang daging, maka ia menjadi marah dan berkata, “Dasar anak tak tahu diri! Memangnya dia siapa memerintah aku, ayahnya? Jangan kira aku akan mengirimi dia sesenpun.”Dalam kemarahannya ia kembali ke rumah.

Tapi, di perjalanan ia bertemu sahabatnya, seorang penjahit yang bersuara lembut.Ia pun bercerita tentang surat tadi. “Coba kau lihat sendiri surat putraku ini.”Penjahit itu lalu membaca surat itu dgn suaranya yang lembut, tenang dan jelas.Tiba-tiba surat itu berbunyi sangat lain. Tukang kayu itupun menjadi sedih“Oh, anakku malang,” katanya dgn cemas. “Ia pasti sangat menderita. Lebih baik aku segera mengirimnya uang sekarang juga.”Memang benar! Pesan kadang sangat tergantung pada cara penyampaiannya.Bila kita renungkan, konflik yang terjadi antara pasangan, rekan kerja, sahabat, kadang bukan karena ada masalah besar dan rumit yang tidak bisa dipecahkan.


Namun karena kita tidak dapat mengatur cara kita menyampaikannya.Kita lebih suka memaksa, berbicara dgn nada kasar, membentak,dsb. Bagaimana mungkin orang lain akan respek terhadap kita?Mari belajar berkata-kata dgn lembut dan bersikap ramah kepada setiap orang yang kita jumpai. Mari melangkah menuju pintu kesuksesan hidup.

RASYAD FOUNDATION

ANAK kecil ini hebat, namanya Rasyad asal Kuwait, usia 7 tahun, putera tunggal milyuner Kuwait. Saat ini ia terbaring di rumah sakit, 23 hari opname tanpa ditemani Papa Mamanya yang kebetulan sibuk dengan pekerjaannya.

Hari ke-23, Papa Mamanya dtg menjenguk & meminta maaf karena tak sempat mendampinginya. Papa mamanya menghiburnya sambil berkata: "Papa mama sibuk untuk mempersiapkan masa depanmu sayang."Papa mamanya menunjukkan foto-foto proyek & rumah yang tengah dibangunnya untuk dirinya kelak, di samping rmh yang tengah di tempatinya sekarang.Anak ini tersenyum & bertanya: "Siapa yang bisa menjamin hari esok saya masih hidup Papaku & Mamaku? Siapa yang menjamin semua yang Papa Mama miliki saat ini adalah untukku? Dan apa manfaat smua yang Papa Mama miliki tp tak ditempati?"

Anak yang baru sekolah di kelas Madrasah lbtida'iyah ini pun akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan senyuman yang betul-betul "memukul" hati orang tuanya. Apa yang terjadi pd orang tuanya selepas wafatnya ananda tercintanya merupakan kisah yang tak kalah mengharukan. Setelah anak kecil itu dikuburkan, rumah tangga menjadi senyap,sesekali terdengar isak tangis, tangis kesedihan bercampur penyesalan. Kesedihan mendalam memang seringkali ditandai dengan diam, walau tak jarang juga ditandai dengan teriakan umpatan kesedihan / jeritan duka.

Hari-hati berlalu dengan evaluasi kehidupan pasangan ini.Sayangnya, evaluasi yang dilakukan bkn didasarkan pada kedewasaan pikir & kematangan emosi.Si suami menyalahkan si istri yang ikut2an berkarir sehingga melupakan tugas utama seorang ibu yang menjadi "taman surga" bagi anaknya.

Si istri menyalahkan suami yang setiap hari bicaranya hanya soal duit, duit & duit. Pertengkaranpun memuncak, si suami menjatuhkan talak satu untuknya. Si istri menjerit & membanting smua yang ada di sekitarnya, termsk foto keluarga yang ada di sampingnya. Foto itu adalah foto dirinya, suaminya & anaknya yang sedang tersenyum di suatu taman yang pernah dikunjunginya. Foto itu baru saja dipasang satu bln seblm Rasyad sang anak masuk rumah sakit. Foto itu dilemparkan, kacanya pecah berserakan, sebagian mengenai wajah sang suami.
Tak sengaja, di balik foto itu ada tulisan anaknya, berbunyi: "Mama Papa, semoga kita bertiga senantiasa menyatu spai di akhirat kelak." Suami istri ini akhirnya terdiam, lama saling memandang, akhirnya terlarut dlm tangisan jiwa yang mendalam. Merekapun saling mendekat, kemudian saling merangkul. Suaminya berbisik: "Kita tidak blh berpisah. Kita hrs bersatu selalu, dengan anak kita, sampai ajal menjemput kelak."

Setelah mereka rujuk, ada perubahan mendasar dalam kehidupan mereka. Perubahan yang secara tiba2 karena suatu peristiwa luar biasa yang menyentuh diri shg menjadi landasan pacu titik balik kehidupan dlm psikologi disebut dengan epifani. Konsep kehidupannya yang awalnya adalah kerja, kerja & kerja berubah menjadi ibadah, ibadah & kerja.

Sejak saat itu definisi hidupnya berubah dr "having mood"menjadi "being mood". Having mood adalah perasaan bangga karena memiliki walau tidak bisa menikmati & memanfaatkan, sementara being mood adalah merasa bangga & bersyukur dengan apa yang dijalani walau tak byk yang dia miliki.

Orang yang punya 10 mobil tp yang digunakan hanya satu saja & merasa nyaman dengan kepemilikan itu pdhal tidak digunakannya maka ia terjangkit penyakit "having mood." Sementara yang tidak punya mobil, tp menikmati hari-harinya dengan naik taksi atau mikrolet maka ia tipe orang bahagia dengan "being mood." Kita msk yang mana?

Orang tua Rasyad ini kemudian mewakafkan beberapa rumah & cottage yang dimilikinya untuk menjadi madrasah & pusat kegiatan agama yang diberi nama : Rasyad Foundation.


10 MOTIVATOR TERBAIK DI INDONESIA

 Inilah 10 (sepuluh) “Motivator”’ Terbaik di Indonesia:

12.Ary Ginanjar
23. Andre Wongso.
34. Tung Desem Waringin.
45. Mario Teguh
56. Jamil Azzaini
67. James Gwee.
78Felix Siaw
89. Samsul Arifin
910. Merry Riyana

*Kok Nomor 1. (satu) nggak ada..?
Baik..! Ini jawabannya.. 1. Diri Anda Sendiri.
Motivator terbaik untuk kita adalah diri kita sendiri.Tak ada yang dapat mengubah hidup kita, selain diri kita sendiri.Kita terlahir sebagai seorang pemenang. Dari jutaan sel sperma, kitalah yang terpilih untuk lahir.Motivator dari nomor 2 sampai 10 hanyalah pemacu semangat kita, karena walaupun kita mengikuti jutaan seminar pun, tapi dlm diri kita belum ada niat untuk berubah sama saja dengan NOL.

Anda & saya, & kita semua adalah juara..!
- Sering kita dengar musuh terbesar adalah diri kita sendiri..!
- Itu benar..!
- Kalahkan kemalasan diri kita sendiri, baru kita bisa mencapai tangga yang lebih tinggi..!
”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.”
Motivator terbaik adalah diri kita sendiri.SEMANGAT, hadapi dengan senyuman, Kita Bisa Luar Biasa.Terus bergerak, beraktivitas dan SUKSES untuk KITA SEMUA untuk Resolusi tahun 2015 dan seterusnya.
Sudahkah tetapkan Visi hidup dan Goals tahun 2015 ini?