Minggu, 01 Februari 2015

RASYAD FOUNDATION

ANAK kecil ini hebat, namanya Rasyad asal Kuwait, usia 7 tahun, putera tunggal milyuner Kuwait. Saat ini ia terbaring di rumah sakit, 23 hari opname tanpa ditemani Papa Mamanya yang kebetulan sibuk dengan pekerjaannya.

Hari ke-23, Papa Mamanya dtg menjenguk & meminta maaf karena tak sempat mendampinginya. Papa mamanya menghiburnya sambil berkata: "Papa mama sibuk untuk mempersiapkan masa depanmu sayang."Papa mamanya menunjukkan foto-foto proyek & rumah yang tengah dibangunnya untuk dirinya kelak, di samping rmh yang tengah di tempatinya sekarang.Anak ini tersenyum & bertanya: "Siapa yang bisa menjamin hari esok saya masih hidup Papaku & Mamaku? Siapa yang menjamin semua yang Papa Mama miliki saat ini adalah untukku? Dan apa manfaat smua yang Papa Mama miliki tp tak ditempati?"

Anak yang baru sekolah di kelas Madrasah lbtida'iyah ini pun akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan senyuman yang betul-betul "memukul" hati orang tuanya. Apa yang terjadi pd orang tuanya selepas wafatnya ananda tercintanya merupakan kisah yang tak kalah mengharukan. Setelah anak kecil itu dikuburkan, rumah tangga menjadi senyap,sesekali terdengar isak tangis, tangis kesedihan bercampur penyesalan. Kesedihan mendalam memang seringkali ditandai dengan diam, walau tak jarang juga ditandai dengan teriakan umpatan kesedihan / jeritan duka.

Hari-hati berlalu dengan evaluasi kehidupan pasangan ini.Sayangnya, evaluasi yang dilakukan bkn didasarkan pada kedewasaan pikir & kematangan emosi.Si suami menyalahkan si istri yang ikut2an berkarir sehingga melupakan tugas utama seorang ibu yang menjadi "taman surga" bagi anaknya.

Si istri menyalahkan suami yang setiap hari bicaranya hanya soal duit, duit & duit. Pertengkaranpun memuncak, si suami menjatuhkan talak satu untuknya. Si istri menjerit & membanting smua yang ada di sekitarnya, termsk foto keluarga yang ada di sampingnya. Foto itu adalah foto dirinya, suaminya & anaknya yang sedang tersenyum di suatu taman yang pernah dikunjunginya. Foto itu baru saja dipasang satu bln seblm Rasyad sang anak masuk rumah sakit. Foto itu dilemparkan, kacanya pecah berserakan, sebagian mengenai wajah sang suami.
Tak sengaja, di balik foto itu ada tulisan anaknya, berbunyi: "Mama Papa, semoga kita bertiga senantiasa menyatu spai di akhirat kelak." Suami istri ini akhirnya terdiam, lama saling memandang, akhirnya terlarut dlm tangisan jiwa yang mendalam. Merekapun saling mendekat, kemudian saling merangkul. Suaminya berbisik: "Kita tidak blh berpisah. Kita hrs bersatu selalu, dengan anak kita, sampai ajal menjemput kelak."

Setelah mereka rujuk, ada perubahan mendasar dalam kehidupan mereka. Perubahan yang secara tiba2 karena suatu peristiwa luar biasa yang menyentuh diri shg menjadi landasan pacu titik balik kehidupan dlm psikologi disebut dengan epifani. Konsep kehidupannya yang awalnya adalah kerja, kerja & kerja berubah menjadi ibadah, ibadah & kerja.

Sejak saat itu definisi hidupnya berubah dr "having mood"menjadi "being mood". Having mood adalah perasaan bangga karena memiliki walau tidak bisa menikmati & memanfaatkan, sementara being mood adalah merasa bangga & bersyukur dengan apa yang dijalani walau tak byk yang dia miliki.

Orang yang punya 10 mobil tp yang digunakan hanya satu saja & merasa nyaman dengan kepemilikan itu pdhal tidak digunakannya maka ia terjangkit penyakit "having mood." Sementara yang tidak punya mobil, tp menikmati hari-harinya dengan naik taksi atau mikrolet maka ia tipe orang bahagia dengan "being mood." Kita msk yang mana?

Orang tua Rasyad ini kemudian mewakafkan beberapa rumah & cottage yang dimilikinya untuk menjadi madrasah & pusat kegiatan agama yang diberi nama : Rasyad Foundation.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar